Friday, February 13, 2009
Wahai Nabi!
Namamu begitu suci
Muhammad yang terpuji
Namamu anugerah Ilahi
Lambang elok pekerti
Lambang kesempurnaan budi
Wahai Nabi!
Kasihmu kepada kami
begitu pasti.
Saat jiwa melangkah pergi
Menuju Kekasih Abadi
Masih lagi ingatanmu terhadap kami;
"Ummati ummati ummati"
mengalun lembut dari bibirmu yang suci
di bawah lembayung kasih nan murni
Wahai Nabi!
Hadirmu manifestasi cinta Ilahi
Cintamu kepada kami ibarat mentari
mencahayai
Namun begitu wahai Nabi
dirimu tetap basyari
kematian tetap menanti.
Walau seteguh jiwa Umar perwira Bani 'Adi
namun hancur luluh saat dikau pergi.
Bagai al-Siddiq teguh berdiri
Kasihnya padamu tidak terperi
Namun
ia sedar akan diri
Saat mengungkap ibarat suci:
“Kalau dikau menyembah Muhammad,
sesungguhnya dia telah pergi.
Namun
jika kau mengabdi kepada Ilahi
Dia kekal hidup takkan mati!”
Wahai Nabi!
pemergianmu diratapi
Namun
pemergianmu juga dinanti
seluruh warga samawi
Wahai Nabi!
Di kala sunyi
Di pinggir Raudhah di Masjid Nabawi
Menghadap sekujur tubuhmu yang qudsi
penuh asyik menatap rindu Wajah Nan Azali
dengan deraian air mata
mengalir di pipi
aku menantimu dengan hati tulus suci
Wahai Nabi!
Pergimu takkan kembali
Namun
pertemuan itu pasti
di suatu hari nanti
Nantikan daku wahai Nabi!
Syafaatkan daku wahai Nabi!
agar diri yang berdosa ini
bisa menginjak tanah suci
taman Firdawsi
bersama sekelian kekasih Ilahi
meneguk air al-Kawthar
di sampingmu wahai Nabi.
Ya Ilahi!
Tika munajat di kala sepi
di pedalaman lubuk hati
ku bermohon dengan nurani tulus suci
Temukan daku dengan Nabi
Dalam jaga atau dalam mimpi
Sebelum mati
Walau hanya sekali.
Wahai Nabi!
Dalam redup pandangan matamu
Aku dipaut rindu
Bilakah kita akan dapat bertemu
Agar dua jiwa menjadi satu
Satu dalam restu
Salam buat mu
wahai Nabi!
Aku rindu padamu.
Mohd Nasir Mohd Tap
Malam Jumaat, Nisfu Sya'ban 1428H
Thursday, February 5, 2009
Sematkanlah benar-benar pesanan dan peringatan Allah yang bermaksud:
Hai orang-orang yang beriman! Apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu." Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah." Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya." (Allah berfirman): "Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri) (QS. Al-Anfal: 45-50).